Sistem Koloid

Sistem koloid adalah sistem dispersi (campuran) dengan ukuran partikel lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari suspensi.
Sistem dispersi = penyebaran secara merata suatu zat ke dalam zat lain / tercampurnya zat secara merata. Contoh : Tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas.
Tepung kanji = zat / fase terdispersi
air panas = medium pendispersi

1


Jenis Sistem Koloid

Sifat-Sifat Koloid 
1. Efek Tyndall = penghamburan cahaya oleh pertikel koloid
Contoh :

  • Sorot lampu mobil pada malam hari saat berkabut
  • Sinar matahari melalui celah daun
  • Langit biru pada siang hari dan jingga saat senja
  • Cahaya proyektor di gedung bioskop
 

2. Gerak Brown = gerakan zig-zag (acak) partikel koloid, sehingga mencegah koloid mengendap.
Contoh : Susu

3. Adsorpsi = penyerapan zat / muatan pada permukaan koloid
Contoh :

  • Norit untuk obat sakit perut
  • Pemutihan gula pasir
  • Pewarnaan kain
  • Pembersihan kotoran dengan sabun
  • Penggunaan deodoran untuk menghilangkan bau
  • Adsorpsi humus oleh koloid tanah liat

4. Koagulasi = pengendapan partikel koloid karena adanya pemanasan, penambahan elektrolit / penambahan koloid yang berlainan muatan.
Contoh :

  • Pembentukan delta di muara sungai
  • Penjernihan air dengan tawas
  • Pengolahan karet dari lateks
  • Pendinginan santan
  • Telur rebus dan pembuatan agar-agar

5. Elektroforesis = gerakan partikel koloid menuju elektrode di bawah pengaruh medan listrik.
Contoh :

  • Penyaringan debu pabrik pada cerobong asap (cottrel)
  • Pemisahan potongan-potongan gen pada bioteknologi
  • Memproduksi barang industri dari karet

6. Dialisis = menghilangkan muatan koloid menggunakan membran semipermeable.
Contoh :

  • Proses cuci darah pada pasien gagal ginjal
  • Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

7. Koloid Pelindung = penambahan suatu zat agar koloid stabil.
Contoh :

  • Penambahan kasein pada susu
  • Penambahan gelatin pada es krim
  • Penambahan lestin pada margarin
  • Penambahan minyak silikon pada cat

8. Emulgator = penambahan zat ke dalam suatu emulsi agar koloid tidak mudah terpisah.
Contoh :

  • Penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air
  • Penambahan NH3 dalam pembuatan emulsi pada kertas film

9. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid Liofil = fase terdispersi suka menarik medium pendispersi
Koloid Liofob = fase terdispersi tidak suka menarik medium pendispersi
Contoh :
Detergen untuk mencuci pakaian.

Detergen memiliki ujung-ujung hidrofil yang menarik air dan ujung-ujung liofob yang menarik lemak dan minyak. akibat gaya tarik menarik tersebut, tegangan permukaan air menurun sehingga air mudah meresap pada kain dan lemak serta minyak mudah terlepas dari kain.

Pembuatan Koloid :
2
1. Cara Kondensasi = mengubah partikel larutan menjadi koloid
A. Reaksi Redoks
Contoh : Pembuatan sol belerang
2H2S + SO2 → 2H2O + 3S (koloid)

B. Reaksi Hidrolisis

Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 menggunakan air mendidih
FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 (Koloid) + 3 HCl

C. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh : Pembuatan sol AgCl
AgNO3 + HCl → AgCl (koloid) + HNO3

D. Penggantian Pelarut

Contoh : Bila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu koloid (gel)

E. Pertukaran Ion (untuk zat-zat yang sukar larut)
Contoh : Pembuatan sol As2S3
3H2S + As2O3 → As2S3 + 3 H2O

2. Cara Dispersi = pemecahan partikel suspensi menjadi koloid
A. Cara Mekanik
Contoh : Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang dengan gula pasir, kemudian dicampur dengan air.

B. Cara Peptisasi (Penambahan zat pemecah tertentu)
Contoh :

  • Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
  • Endapan AgCl oleh NH3
  • Endapan NiS oleh H2S

C. Busur Bredig (Membentuk koloid logam : Ag, Au dan Pt)
Dua kawat logam (elektroda) dicelupkan ke dalam air, kedua ujung kawat diberi arus listrik.

D. Homogenisasi

  • Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein
  • Emulsi obat